Kisah Irisan Ubi Jalar yang Digoreng Minyak Jelantah

Ubi jalar
Ubi jalar mengingatkanku akan suasana dimana aku terlahir. Suasana desa yang begitu hangat dan tentram namun sedikit rancu ketika ada sekelompok manusia yang iri akan kehangatan semua itu.

Ubi jalar yang nikmat dengan tanpa menambahkan apa-apa tetap tak hilang rasa lezatnya. Penganan ini juga bisa dikreasikan dengan berbagai cara pengolahan makanan, misal dengan digoreng, dibikin kolak, dibikin getuk, dibikin es krim juga bisa. Luar bisa memang penganan yang satu ini.

Biasanya minuman yang cocok dengan makanan ini adalah kopi atau teh anget, sementara yang saat ini aku minum adalah segelas susu putih yang kental, tidak terlalu manis tidak pula terlalu hambar. Sedang. Itu yang harus aku rasakan. Keseimbangan dalam hidup, seperti segelas susu ini.

Sepanjang mengetik tulisan ini, ubi jalarku tinggal beberapa iris lagi. Sayang sekali kenikmatan ini harus berakhir. Tapi tenang, masih ada keripik singkong, tapi terlalu pedas. Aku tidak begitu suka dengan sesuatu yang terlalu pedas. Ah tak apalah, biarkan mulut ini agar tak rewel minta cemilan.

Mari kita sudahi catatan ini.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Kisah Irisan Ubi Jalar yang Digoreng Minyak Jelantah"

Post a Comment