Tak heran jika televisi dijadikan ajang kepentingan kelompok tertentu demi meroketkan popularitasnya di mata publik. Tak heran banyak politikus yang memiliki stasiun televisi akhir-akhir ini. Pada akhirnya, pemberitaan yang tidak berimbang sering kali terjadi, menyudutkan kelompok tertentu secara terang benderang.
Dari sudut hukum memang sah-sah saja, toh semua sudah diatur oleh undang-undang mengenai kebebasan pers. Tapi sepertinya pihak tertentu lebih menikmati kebebasannya ketimbang memikirkan etika bersiaran. Masyarakat yang tidak mengerti politik tentu akan menelan mentah-mentah pemberitaan yang ada, tanpa memikirkan fakta yang sebenarnya. Hal ini yang menyebabkan butanya hati nurani masyarakat. Sudah buta dengan politik, nurani pun dibuat buta.
Kesalahan lawan politik sekecil apapun maka akan dijadikannya heboh, bisa memakan berhari-hari tayang di berita. Terkadang muak dengan semua omong kosong itu. Kami bukan masyarakat yang cenderung menghalalkan segala cara demi mencapai popularitas hidup. Kami sudah cukup pandai untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Cukup hanguskan budaya korupsi, maka itulah pahlawan kami sebenarnya.
Tolong beri kami kenikmatan untuk menonton sesuatu yang mencerahkan dan berimbang, jangan buat kami benci dengan wajah para pembaca berita. Anda cantik-cantik dan ganteng-ganteng lho, buat hati anda lebih hebat dari wajah anda. Jangan pernah berbohong dengan hati anda sendiri.
Bravo Indonesa!
Freedom!!
0 Response to "Ketika Pemberitaan Televisi Mulai Tak Berimbang"
Post a Comment